Jakarta – Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) belum mau berspekulasi untuk memindahkan pelatnas ke ibu kota RI baru di Kalimantan Timur (Kaltim). Mereka berlatih di Stadion Madya, Senayan, seperti yang sudah-sudah.
Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara Indonesia ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Pengumuman dilakukan pada Senin (26/8/2019) di Istana Negara, Jakarta.
Pemindahan itu kemungkinan ikut berimbas pada pengalihan pemusatan latihan nasional induk-induk cabang olahraga yang terbiasa berlatih di DKI Jakarta. Salah satunya, cabang olahraga atletik.
“Kami belum memikirkan sampai ke sana (pindah ibu kota) karena masih terlalu jauh,” kata Tigor kepada detikSport.
“Jadi saya belum ada komentar, yang kami pikirkan bagaimana caranya latihan di Stadion Madya tak diusir-usir,” dia menambahkan.
Sebagai gambaran, pelaksanaan pemusatan atletik sering kali terganggu. Kadang kala, Stadion Madya dijadikan stadion alternatif Bhayangkara FC dan Persija Jakarta.
Mereka mengalah pindah tempat ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK) karena menilai PPK GBK membutuhkan anggaran untuk perawatan.
PPK GBK sempat menyatakan pelatnas tetap menjadi prioritas. Tetapi lagi-lagi, pelatnas atletik harus berpindah ke SU GBK karena venue digunakan untuk laga Persija Jakarta lawan Kalteng Putra dalam laga lanjutan Liga 1 2019, pada Selasa (20/8/2019).
“Jadi kami belum memikirkan ke sana lah,” ujar dia.
Lagipula, kata Tigor, meski ibu kota pindah tempat induk cabor sejatinya tak perlu ikut pindah. Toh, jika menilik di negara-negara lain tempat induk cabang-cabang olahraga tak selalu di ibu kota.
“Pokoknya, belum berpikir ke sana. Yang kami pikirkan bagaimana kami tidak diusir di Stadion Madya,” Tigor mempertegas.